Siapa bilang guru gak bisa meneliti


Agak nervous juga saat seorang teman meminta menanyakan action research. Ada menyebutnya Penelitian Tindakan kelas, classroom action research (CAR)  dan teacher research (versi luar negeri). Action research lekat dengan kata aksi, tindakan sedangkan research adalah penelitian.

Wikipedia sendiri menyebut participatory action research sebagai kemajuan proses refleksi suatu masalah oleh individu dengan lingkungannya.

Seperti yang sering kita dengar, bila action research itu cara paling mudah untuk meningkatan prestasi di kelas, maka kini perlu di garis bawahi. Sudah adakah guru yang berhasil meningkatkan prestasi anak didiknya hanya karena melakukan penelitian ala action research?
Ada. Bahkan ketika pasca perang dunia ke-2, sang kurl lewis (1946) mempunyai inspirasi pengembangan action research. Suatu sumbangan berharga bagi penelitian guru sebagai cerminan seorang guru yang profesional mengajar dan mendidik.
Atas idea itu, tak heran, manusia sekelas hopkins sebagai pengikut setia mampu mengubah pandangan barat tentang pendidikan. Kepandaian dan kesadaran meningkat tajam di berbagai negara barat. Tak heran penguasaan IPTEK dan pucuk perdamaian suatu negara sering dipegang oleh negara barat.
Ini tidak lain tidak bukan, berkat jasa seorang guru yang mampu meningkatkan dua unsur dasar sifat manusiawi dari generasi masa mendatang, berupa kepandaian dan kemanusian. Meski terkadang kepandaian mereka melebihi perbuatan manusiawinya bagi mayoritas mata orang timur (bagi mereka hanya dianggap isu belaka).

Simpulkan bahwa guru bukan hanya sebagai teladan di masyarakat saja tapi juga metransformasi dunia menuju kehidupan yang lebih baik, tentunya dengan action research. Action research yang mendunia di Indonesia merupakan awal jaman renesains Indonesia abad 20-an ini.....perlahan tapi pasti itu semua bukan mimpi, bapak dan ibu guru sekalian...

Ada yang tahu di Indonesia yang memulai dengan langkah yang sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar